Thursday, November 15, 2012

Agama dan Masyarakat

I. Definisi Agama

Dengan singkat definisi agama menurut sosiologi adalah definisi yang empiris. Sosiologi tidak pernah memberikan definisi agama yang evaluative (menilai). Sosiologi angkat tangan mengenai hakikat agama, baiknya atau buruknya agama atau agama–agama yang tengah diamatinya. Dari pengamatan ini sosiologi hanya sanggup memberikan definisi deskriptif (menggambarkan apa adanya) yang mengungkapkan apa yang dimengerti dan dialami pemeluk-pemeluknya.

Definisi agama menurut Durkheim adalah suatu “sistem kepercayaan dan praktek yang telah dipersatukan yang berkaitan dengan hal-hal yang kudus kepercayaan-kepercayaan dan praktek- praktek yang bersatu menjadi suatu komunitas moral yang tunggal.” Dari definisi ini ada dua unsur yang penting, yang menjadi syarat sesuatu dapat disebut agama, yaitu “sifat kudus” dari agama dan “praktek-praktek ritual” dari agama. Agama tidak harus melibatkan adanya konsep mengenai suatu mahluk supranatural, tetapi agama tidak dapat melepaskan kedua unsur di atas, karena ia akan menjadi bukan agama lagi, ketika salah satu unsur tersebut terlepas. Di sini terlihat bahwa sesuatu dapat disebut agama bukan dilihat dari substansi isinya tetapi dari bentuknya, yang melibatkan dua ciri tersebut.

Sedangkan menurut pendapat Hendro puspito, agama adalah suatu jenis sosial yang dibuat oleh penganut-penganutnya yang berproses pada kekuatan-kekuatan non-empiris yang dipercayainya dan didayagunakannya untuk mencapai keselamatan bagi mereka dan masyarakat luas umumya. Dalam kamus sosiologi, pengertian agama ada 3 macam yaitu:
1. Kepercayaan pada hal-hal yang spiritual
2. Perangkat kepercayaan dan praktek-praktek spiritual yang dianggap sebagai tujuan tersendiri
3. Ideologi mengenai hal-hal yang bersifat supranatural


II. Ruang Lingkup Agama

Secara garis besar ruang lingkup agama mencakup :
a. Hubungan manusia dengan tuhannya
Hubungan dengan tuhan disebut ibadah. Ibadah bertujuan untuk mendekatkan diri manusia kepada tuhannya.
b. Hubungan manusia dengan manusia
Agama memiliki konsep-konsep dasar mengenai kekeluargaan dan kemasyarakatan. Konsep dasar tersebut memberikan gambaran tentang ajaran-ajaran agama mengenai hubungan manusia dengan manusia atau disebut pula sebagai ajaran kemasyarakatan. Sebagai contoh setiap ajaran agama mengajarkan tolong-menolong terhadap sesama manusia.
c. Hubungan manusia dengan makhluk lainnya atau lingkungannya
Di setiap ajaran agama diajarkan bahwa manusia selalu menjaga keharmonisan antara makluk hidup dengan lingkungan sekitar supaya manusia dapat melanjutkan kehidupannya.


III. Fungsi dan Peran Agama Dalam Masyarakat

Dalam hal fungsi, masyarakat dan agama itu berperan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang timbul di masyarakat yang tidak dapat dipecahakan secara empiris karena adanya keterbatasan kemampuan dan ketidakpastian. Oleh karena itu, diharapkan agama menjalankan fungsinya sehingga masyarakat merasa sejahtera, aman, stabil, dan sebagainya. Agama dalam masyarakat bisa difungsikan sebagai berikut :
a. Fungsi edukatif
Agama memberikan bimbingan dan pengajaaran dengan perantara petugas-petugasnya (fungsionaris) seperti syaman, dukun, nabi, kiai, pendeta imam, guru agama dan lainnya, baik dalam upacara (perayaan) keagamaan, khotbah, renungan (meditasi) pendalaman rohani, dsb.
b. Fungsi penyelamatan
Bahwa setiap manusia menginginkan keselamatan baik dalam hidup sekarang ini maupun sesudah mati. Jaminan keselamatan ini hanya bisa mereka temukan dalam agama. Agama membantu manusia untuk mengenal sesuatu “yang sakral” dan “makhluk teringgi” atau Tuhan dan berkomunikasi dengan-Nya. Sehingga dalam yang hubungan ini manusia percaya dapat memperoleh apa yang ia inginkan. Agama sanggup mendamaikan kembali manusia yang salah dengan Tuhan dengan jalan pengampunan dan Penyucian batin.
c. Fungsi pengawasan sosial (social control)
Fungsi agama sebagai kontrol sosial yaitu :
• Agama meneguhkan kaidah-kaidah susila dari adat yang dipandang baik bagi kehidupan moral warga masyarakat.
• Agama mengamankan dan melestarikan kaidah-kaidah moral ( yang dianggap baik ) dari serbuan destruktif dari agama baru dan dari sistem hukum Negara modern.
d. Fungsi memupuk Persaudaraan
Kesatuan persaudaraan berdasarkan kesatuan sosiologis ialah kesatuan manusia-manusia yang didirikan atas unsur kesamaan 
• Kesatuan persaudaraan berdasarkan ideologi yang sama, seperti liberalism, komunisme, dan sosialisme.
• Kesatuan persaudaraan berdasarkan sistem politik yang sama. Bangsa-bangsa bergabung dalam sistem kenegaraan besar, seperti NATO, ASEAN dll. 
• Kesatuan persaudaraan atas dasar se-iman, merupakan kesatuan tertinggi karena dalam persatuan ini manusia bukan hanya melibatkan sebagian dari dirinya saja melainkan seluruh pribadinya dilibatkan dalam satu intimitas yang terdalam dengan sesuatu yang tertinggi yang dipercayai bersama.
e. Fungsi transformatif
Fungsi transformatif disini diartikan dengan mengubah bentuk kehidupan baru atau mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru yang lebih bermanfaat.

Sedangkan menurut Thomas F. O’Dea menuliskan enam fungsi agama dan masyarakat yaitu:
1. Sebagai pendukung, pelipur lara, dan perekonsiliasi
2. Sarana hubungan transendental melalui pemujaan dan upacara Ibadat
3. Penguat norma-norma dan nilai-nilai yang sudah ada
4. Pengoreksi fungsi yang sudah ada
5. Pemberi identitas diri
6. Pendewasaan agama

Sedangkan menurut Hendropuspito lebih ringkas lagi, akan tetapi intinya hampir sama. Menurutnya fungsi agama dan masyarakat itu adalah edukatif, penyelamat, pengawasan sosial, memupuk persaudaraan, dan transformatif.

Agama memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan masyarakat, karena agama memberikan sebuah system nilai yang memiliki derivasi pada norma-norma masyarakat untuk memberikan pengabsahan dan pembenaran dalam mengatur pola perilaku manusia, baik di level individu dan masyarakat. Agama menjadi sebuah pedoman hidup singkatnya. Dalam memandang nilai, dapat kita lihat dari dua sudut pandang. Pertama, nilai agama dilihat dari sudut intelektual yang menjadikan nilai agama sebagai norma atau prinsip. Kedua, nilai agama dirasakan di sudut pandang emosional yang menyebabkan adanya sebuah dorongan rasa dalam diri yang disebut mistisme.


IV. Pengaruh Agama Terhadap Kehidupan Manusia

Sebagaimana telah dijelaskan dari pemaparan diatas, jasa terbesar agama adalah mengarahkan perhatian manusia kepada masalah yang penting yang selalu menggoda manusia yaitu masalah “arti dan makna”. Manusia membutuhkan bukan saja pengaturan emosi, tetapi juga kepastian kognitif tentang perkara-perkara seperti kesusilaan, disiplin, penderitaan, kematian, nasib terakhir. Terhadap persoalan tersebut agama menunjukan kepada manusia jalan dan arah kemana manusia dapat mencari jawabannya. Dan jawaban tersebut hanya dapat diperoleh jika manusia beserta masyarakatnya mau menerima suatu yang ditunjuk sebagai “sumber” dan “terminal terakhir” dari segala kejadian yang ada di dunia. Terminal terakhir ini berada dalam dunia supra- empiris yang tidak dapat dijangkau tenaga indrawi maupun otak manusiawi, sehingga tidak dapat dibuktikan secara rasional, malainkan harus diterima sebagai kebenaran. Agama juga telah meningkatkan kesadaran yang hidup dalam diri manusia akan kondisi eksistensinya yang berupa ketidakpastian dan ketidakmampuan untuk menjawab problem hidup manusia yang berat.

Para ahli kebuadayaan yang telah mengadakan pengamatan mengenai aneka kebudayaan berbagai bangsa sampai pada kesimpulan, bahwa agama merupakan unsur inti yang paling mendasar dari kebudayaan manusia, baik ditinjau dari segi positif maupun negatif. Masyarakat adalah suatu fenomena sosial yang terkena arus perubahan terus-menerus yang dapat dibagi dalam dua kategori : kekuatan batin (rohani) dan kekuatan lahir (jasmani). Contoh perubahan yang disebabkan kekuatan lahir ialah perkembangan teknologi yang dibuat oleh manusia. Sedangkan contoh perubahan yang disebabkan oleh kekuatan batin adalah demokrasi, reformasi, dan agama. Dari analisis komparatif ternyata bahwa agama dan nilai-nilai keagamaan merupakan kekuatan pengubah yang terkuat dari semua kebudayaan, agama dapat menjadi inisiator ataupun promotor, tetapi juga sebagai alat penentang yang gigih sesuai dengan kedudukan agama.

Secara sosiologis, pengaruh agama bisa dilihat dari dua sisi, yaitu pengaruh yang bersifat positif atau pengaruh yang menyatukan (integrative factor) dan pengaruh yang bersifat negatif atau pengaruh yang bersifat destruktif dan memecah-belah (desintegrative factor) . Pembahasan tentang fungsi agama disini akan dibatasi pada dua hal yaitu agama sebagai faktor integratif dan sekaligus disintegratif bagi masyarakat, pengaruh yang bersifat integratif. Peranan sosial agama sebagai faktor integratif bagi masyarakat berarti peran agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompok- kelompok keagamaan sehingga agama menjamin adanya konsensus dalam masyarakat. Fungsi Disintegratif Agama adalah, meskipun agama memiliki peranan sebagai kekuatan yang mempersatukan, mengikat, dan memelihara eksistensi suatu masyarakat, pada saat yang sama agama juga dapat memainkan peranan sebagai kekuatan yang mencerai-beraikan, memecah- belah bahkan menghancurkan eksistensi suatu masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi dari begitu kuatnya agama dalam mengikat kelompok pemeluknya sendiri sehingga seringkali mengabaikan bahkan menyalahkan eksistensi pemeluk agama lain.


V. Pengaruh Agama Terhadap Stratifikasi Sosial

Didalam ajaran sosiologi kita mengenal pengertian stratifikasi sosial yang mempunyai pengertian yaitu, susunan berbagai kedudukan sosial menurut tinggi rendahnya dalam masyarakat. Seorang pengamat menggambarkan masyarakat sebagai suatu tanda yang berdiri yang mempunyai anak tangga-anak tangga dari bawah keatas. Stratifikasi sosial itu tidak sama antara masyarakat satu dengan yang lain karena setiap masyarakat mempunyai stratifikasi sosialnya sendiri . Jika jarak antara tangga yang satu dengan anak tangga yang ada diatasnya ditarik horizontal, maka terdapat suatu ruang. Ruang itu disebut lapisan sosial. Jadi lapisan sosial adalah keseluruhan orang yang berkedudukan lapisan sosial setingkat . Contoh pengaruh agama terhadap stratifikasi pada golongan petani, sikap mental golongan petani terbentuk oleh situasi dan kondisi dimana mereka hidup, yang antara lain adalah faktor klimatologis dan hidrologis seperti musim dingin dan musim panas, yang sejalan dengan musim kering dan musim penghujan. Golongan petani selalu bergumul dengan pemainan hukum alam (pertanian). Hukum cocok tanam kadang sulit diperhitungkan secara cermat selalu bersandar pada kedermawanan alam yang datang lambat & tidak menentu. Maka kaum petani lebih cenderung untuk mendayagunakan kekuatan-kekuatan magis (supra-empiris) guna membantu mereka dalam menentukan hari yang tepat. Semangat religius golongan petani itu terlihat dari pengadaan sejumlah pesta pertanian pada peristiwa penting, misalnya kaum petani di Indonesia mengadakan selamatan pada saat menanam benih dan waktu panen, sampai sekarang ini banyak petani di Indonesia masih mengadakan ritual tersebut.


VI. Kelestarian Agama Dalam Masyarakat

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, kemudian lahir pemikiran-pemikiran yang berlandaskan pada pemikiran sekuler seperti pemikiran Max Weber yang mengatakan bahwa pada masyarakat modern agama akan lenyap karena pada masyarakat modern dikuasai oleh teknologi dan birokrasi. Tetapi pemikiran tersebut itu belum terbukti dalam kurun waktu terkhir ini. Sebagai contoh yang terjadi di negara-negara komunis seperti Rusia, RRC, Vietnam yang menerapkan penghapusan agama karena tidak sesuai dengan ideologi negara tersebut, tetapi beberapa orang berhasil mempertahankan agama tersebut, bahkan umat beragama semakin meningkat. Dengan mengirasionalkan agama bahwa agama adalah sesuatu yang salah dalam pemikiran, tetapi dengan sendirinya umat beragama dapat berpikir dan mengetahui apa yang dipikirkan mengenai agama. Sehingga umat beragama dapat memahami apa arti sebuah agama dan manfaatnya. Karena semakin berkembangnya ilmu pengetahuan yang demikian dinamis, teori-teori lama kemudian mengalami penyempurnaan dan revisi. Bukan pada tempatnya membandingkan kebenaran ilmu pengetahuan dengan kebenaran yang diperoleh dari informasi agama. Pemeluk agama meyakini kebenaran agama sebagai kebenaran yang bersifat kekal, sementara kebenaran ilmu pengetahuan bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan kemampuan pola pikir manusia. Ilmu pengetahuan sendiri sebenarnya bisa menjadi bagian dari penafsiran nilai-nilai agama. Seperti yang dikatakan David Tracy bahwa ilmu pengetahuan itu mengandung dimensi religious, karena untuk dapat dipahami, dan diterima diperlukan keterlibatan diri dengan soal Ketuhanan dan agama.

Kesimpulan
Dari isi diatas dapat disimpulkan bahwa agama dan masyarakat saling berkaitan. Masyarakat pada umumnya memeluk agama yang dipercaya masing-masing. Agama memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat dan agama merupakan pedoman hidup bagi masyarakat. Dengan adanya agama, kita diajarkan berbagai macam hal, salah satunya yaitu menjaga keharmonisan umat manusia dengan cara saling menghargai satu sama lain. Sebagai masyarakat yang memeluk suatu agama sebaiknya dapat memahami apa arti sebuah agama dan manfaat dari agama itu.


Sumber : http://id.scribd.com/doc/66298706/Agama-Dan-Masyarakat

Tuesday, November 13, 2012

Masyarakat dan Teknologi

Di jaman sekarang teknologi sudah sangat canggih, hampir semua kebutuhan hidup manusia tidak terlepas dengan yang namanya teknologi. Secara garis besar ada dua pengaruh teknologi terhadap kehidupan kita. Yaitu dampak positif dan dampak negatif.

Dampak positif kemajuan teknologi terhadap kehidupan manusia
Jelas kehidupan manusia saat ini berdampingan dengan teknologi. Hampir segala kebutuhan hidup kita dilayani teknologi. Hidup terasa lebih dinamis dan mudah berkat kemajuan teknologi. Segala pekerjaan kita terasa lebih efisien dan cepat berkat kata yang satu ini. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat manusia sangat terbantu segala kebutuhan hidupnya. Contohnya: semua pekerjaan tanpa memanfaatkan kemajuan teknologi tentu akan terasa lebih lama dan berat. Coba kita gunakan alat-alat teknologi (misalnya: mesin-mesin, mobil, alat-alat elektronik, dll) tentu terasa lebih mudah dan ringan. Bepergian dengan mobil terasa lebih cepat dibanding berjalan kaki, komunikasi lebih cepat dengan adanya handphone, informasi bisa secepat kilat kita dapatkan berkat bantuan teknologi, dan tentu masih banyak lagi contoh positif dari kemajuan teknologi ini. Apa jadinya jika segala kebutuhan hidup kita sekarang tanpa teknologi, saya yakin kita tidak sanggup menjalankannya. Oleh sebab itu sudah seharusnya kita memanfaatkan dengan baik kemajuan teknologi yang ada sekarang.

Walaupun kemajuan teknologi sekarang sangat pesat dan sangat membantu kebutuhan hidup manusia, namun kehadiran teknologi tidak selamanya berdampak positif. Tentu ada dampak negatifnya layaknya hukum alam, ada siang ada malam, ada positif tentu ada negatif. Berikut sisi negatif dari kemajuan teknologi bagi kehidupan manusia.


Dampak negatif kemajuan teknologi bagi kehidupan manusia
Banyak sekali pengaruh negatif teknologi terhadap kehidupan manusia, diantaranya: dengan adanya teknologi membuat para pelaku kejahatan juga tidak ketinggalan memanfaatkannya untuk keperluan kriminal. Dalam dunia online juga, para pelaku kriminal dengan lihainya membuat tindak kejahatan di internet. Kebanyakan tujuan utamanya adalah memperoleh harta melimpah dengan cara yang sekejap tanpa keraja keras, tak peduli walaupun merugikan orang lain. Salah satu contohnya adalah tindakan menjiplak karya orang lain (COPY PASTE) dengan melanggar etika yang telah ditetapkan. Orang sibuk berfikir membuat karya sendiri, eh dia malah enjoy dengan sengaja mengambil, mencopy, menjiplak, mengklaim mentah-mentah hak milik orang lain tanpa sepengetahuan dan ijin dari si pemilik aslinya. Itu sama halnya dengan penjahat dunia online dengan sengaja mengambil hak milik orang lain. Dampak negatif lainnya dalam dunia internet adalah amat sangat mudahnya dan bebasnya semua kalangan masyarakat mengakses situs-situs yang kurang berguna semisal situs porno. Alhasil sekarang banyak para perempuan yang belum nikah tidak lagi perawan dan para laki-laki yang hilang perjakanya. Walaupun pemerintah sudah mengambil tindakan dengan memblokir situs-situs porno, namun tidak semua situs plus plus dikena razia menkominfo. Terbukti masih banyak yang lolos dari cidukan pemerintah. Hal ini semua kembali lagi pada penggunanya. Sebenarnya dampak negatif bisa kita hindari jika kita bijak dalam menyikapi kemajuan teknologi ini dan tidak menyalah gunakannya.

Kesimpulan
Dari isi diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi sekarang ini sudah amat sangat membantu berbagai macam kebutuhan pada masyarakat. Banyak orang-orang yang sudah mulai memanfaatkan teknologi pada kehidupan sehari-harinya. Namun dengan adanya teknologi, munculah dampak negatif bagi masyarakat. Salah satunya yaitu dalam mengakses berbagai macam situs pada internet. Seperti situs porno yang sudah pasti sangat merusak bagi kalangan masyarakat. Tetapi semua tergantung dari diri kita masing-masing dalam memanfaatkan teknologi tersebut. Apakah kita akan menggunakan teknologi dengan sebaik-baiknya atau malah menggunakannya untuk hal-hal negatif.


Wednesday, November 7, 2012

QBASIC

Qbasic adalah salah satu bahasa pemrograman yang menggunakan bahasa basic, Qbasic sendiri singkatan dari Quick Basic yang merupakan salah satu produk Microsoft Qbasic yang cukup baik untuk belajar dasar pemrograman.

Tipe data pada Qbasic :
Tipe data numerik integer
Tipe Ukuran memory jangkauan nilai Byte 1 byte 0 .. 255
Shortint 1 byte -128 .. 127
Integer 2 byte -32768 .. 32767
Word 2 byte 0 .. 65535
Longint 4 byte -2147483648

Tipe data numerik real Tipe konstanta numerik real berkisar dari 1E-38 sampai dengan 1E+38, nilai numerik real menempati memory sebesar 6 byte.

Tipe data karakter
Nilai karakter berupa sebuah karakter yang ditulis diantara tanda petik tunggal.

Tipe data string
Berupa kumpulan beberapa karakter yang terletak diantara tanda petik tunggal.

Tipe data boolean
Tipe data ini mempunyai dua nilai yaitu true & false.

Statemen Kondisi

- Goto (kondisi tak bersyarat),seperti telah dijelaskan diatas
- if then + goto (kondisi bersyarat, hanya satu syarat)
- if then + else (kondisi bersyarat dengan 2 atau lebih syarat
- select case
menyeleksi atau mengeksekusi kondisi yang ditest

Statemen Perulangan

- For .. next
Mengulangi suatu perintah / instruksi dalam jumlah yang telah ditentukan, serta besar kenaikannya
- Do while … loop
Mengulangi perintah selama suatu kondisi memenuhi syarat (true) dan berhenti bila tidak lagi memenuh syarat (false)
- Do until … loop
mengulangi instruksi selama kondisi tidak memenuhi syarat (false) dan berhenti bila kondisi memenuhi syarat (true)
- While … wend
sama dengan do while … loop tetapi bentuk penulisannya hanya satu dan tidak memiliki perintah exit untuk menghentikan proses yang berulang sebelum berakhir

Monday, October 29, 2012

Masyarakat dan Kebudayaan

Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Masyarakat merupakan unsur utama pembentuk kebudayaan. tanpa adanya masyarakat, maka kebudayaan tidak akan terbangun. Kita diciptakan oleh tuhan dengan intelegensi dan kecerdasan, sehingga dapat membangun kebudayaan dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
budaya yang telah dikembangkan oleh masyarakat akan berimplikasi dengan lingkungan. kebudayaan nantinya akan memberikan ciri khas masyarakatnya masing-masing, oleh karena itu kebudayaan pasti berbeda-beda.

Seperti yang telah diketahui, masyarakat merupakan unsur pembentuk kebudayaan. Antara masyarakat dengan kebudayaan mempunyai kaitan erat. Hampir semua tidakan yang kita lakukan adalah kebudayaan, meski tidak secara naluriah. Tindakan yang merupakan kebudayaan tersebut dibiasakan dengan belajar. Hubungan antara masyarakat dengan kebudayaan dapat dilihat dari kedudukan masyarakat terhadap kebudayaan. Kita sebagai masyarakat mempunyai empat kedudukan yaitu sebagai penganut kebudayaan, pembawa kebudayaan, manipulator kebudayaan, dan pencipta kebudayaan. 

Untuk memahami bagaimana masyarakat dan kebudayaan secara menyeluruh, bisa kita pelajari dari kebudayaan yang beragam di Indonesia. Kita patut bersyukur memiliki keanekaragaman budaya di setiap wilayah Indonesia. Keanekaragaman kebudayaan yang kita miliki menjadi media pembelajaran untuk mengenal budaya lain. Masyarakat dan kebudayaan di Indonesia yang beragam menjadi aset berharga bagi bangsa Indonesia yang patut kita jaga. Kita memiliki budaya yang berbeda-beda, berarti kita memiliki ciri khasnya masing-masing. Kita tentu masih ingat beranekaragam kebudayaan di Indonesia seperti adat-istiadat, upacara pernikahan, tarian adat, bahasa daerah, sistem kepercayaan yang ada pada di setiap daerah. Itu semua merupakan kekayaan yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan.

Berikut beberapa ciri khas dari setiap masyarakat dan kebudayaan yang ada di Indonesia, yang bisa kita lihat dari beberapa aspek budaya sebagai berikut :

1. Bahasa daerah
    Setiap kebudayaan tentu menggunakan seperangkat bahasa sebagai media komunikasinya. Demikianlah halnya dengan masyarakat dan kebudayaan di Indonesia. Perbedaan bahasa yang digunakan disebabkan oleh acuan dalam sistem komunikasi setiap kebudayaan itu yang digunakan

 2. Upacara Adat
Upacara adat merupakan salah satu sentral kebudayaan yang ada di Indonesia. Setiap kebudayaan yang di anut oleh masyarakat memiliki seperangkat adat-istiadatnya sendiri. Adat-istiadat ini terbentuk berdasarkan adat kebiasaan yang dilakukan secara turun-temurun oleh pelaku budaya setempat.

3. Upacara Pernikahan
Setiap budaya di Indonesia memiliki sistem upacara pernikahan yang berbeda-beda. Kita tentu saja bisa melihat sistem upacara pernikahan yang berbeda-beda. Kita tentu saja bisa melihat dari pelaksanaan pernikahan di setiap daerah yang berbeda satu sama lain. Perbedaan sistem upacara pernikahan ini dipengaruhi oleh latar belakang sejarah, adat-istiadat, serta filosofi hidup.

4. Nilai dan Norma
Pada dasarnya setiap kebudayaan memiliki seperangkat nilai dan norma yang ditetapkan untuk mengatur kehidupan masyarakatnya. Nilai dan norma ini akan berlaku selamanya, sekalipun dunia terus mengalami perkembangan zaman. Nilai dan norma dalam masyarakat dan kebudayaan inilah yang menjadi semacam seperangkat hokum bagi masyarakat suatu kebudayaan.

5. Pakaian Adat
Kita tentu bertanya-tanya mengapa setiap daerah di Indonesia menggunakan pakaian adat yang berbeda-beda. Hal ini tentu saja tidak lepas dari kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat, termasuk dalam hal pemilihan busana. Salah satu faktor yang membuat setiap daerah menggunakan pakaian adat yang berbeda adalah faktor geografis dan kondisi alam.

Dari isi diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat dan kebudayaan sangatlah berkaitan erat. Masyarakat merupakan unsur pembentuk kebudayaan dan kebudayaan tumbuh dari masyarakat. Contohnya kebudayaan yang ada pada tanah air kita yaitu Indonesia, berbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia perlu kita jaga dan lestarikan, agar tidak hilang oleh pengaruh luar. Karena kita merupakan penerus kebudayaan bangsa ini harus lebih melestarikan kebudayaan yang di tinggal oleh nenek moyang kita.



Sumber :

Wednesday, October 17, 2012

Manipulasi String Pada QBASIC

Manipulasi string dalam QBASIC diantaranya :

LEFT$(STRING,N)
Digunakan untuk mengambil satu atau beberapa karakter string, diambil dari posisi sebelah kiri dari string. Spasi termasuk dihitung.

Contoh :

10 A$ = “KOTABUNGA”
20 B$ = LEFT$(A$, 4)
30 PRINT B$
40 END

OUTPUT : KOTA


RIGHT$(STRING,N)
Digunakan untuk mengambil satu beberapa karakter string, diambil dari posisi sebelah kanan dari string. Spasi termasuk dihitung.

Contoh :

10 A$ = “KOTAHUJAN”
20 B$ = RIGHT$(A$, 5)
30 PRINT B$
40 END

OUTPUT : HUJAN


MID$(STRING,N,BANYAKNYA)
Digunakan untuk mengambil satu atau beberapa karakter string, diambil dari posisi ke n dan berapa banyak karakter yang diambil. Spasi termasuk dihitung.

Contoh :

10 A$ = “UNIVERSITAS”
20 B$ = MID$(A$, 4, 5)
30 PRINT B$
40 END

OUTPUT : VERSI

LEN(STRING)
Digunakan untuk menghitung jumlah karakter dalam string, spasi termasuk dihitung.

Contoh :

10 A$ = “UNIVERSITAS GUNADARMA”
20 B = LEN(A$)
30 PRINT B
40 END

OUTPUT : 21




Sunday, October 7, 2012

Upacara Ngaben Bali

Ngaben adalah upacara penyucian atma (roh) fase pertama sebagai kewajiban suci umat Hindu Bali terhadap leluhurnya dengan melakukan prosesi pembakaran jenazah. Seperti yg tulis di artikel tentang pitra yadnya, badan manusia terdiri dari badan kasar, badan halus dan karma. Badan kasar manusia dibentuk dari 5 unsur yg disebut Panca Maha Bhuta yaitu pertiwi (zat padat), apah (zat cair), teja (zat panas) bayu (angin) dan akasa (ruang hampa). Kelima unsur ini menyatu membentuk fisik manusia dan digerakan oleh atma (roh). Ketika manusia meninggal yg mati adalah badan kasar saja, atma-nya tidak. Nah ngaben adalah proses penyucian atma/roh saat meninggalkan badan kasar.
Ada beberapa pendapat tentang asal kata ngaben. Ada yg mengatakan ngaben dari kata beya yg artinya bekal, ada juga yg mengatakan dari kata ngabu (menjadi abu), dll. Dalam Hindu diyakini bahwa Dewa Brahma disamping sebagai dewa pencipta juga adalah dewa api. Jadi ngaben adalah proses penyucian roh dengan menggunakan sarana api sehingga bisa kembali ke sang pencipta yaitu Brahma. Api yg digunakan adalah api konkrit untuk membakar jenazah, dan api abstrak berupa mantra pendeta untuk mem-pralina yaitu membakar kekotoran yg melekat pada atma/roh. Upacara Ngaben atau sering pula disebut upacara Pelebon kepada orang yg meninggal dunia, dianggap sangat penting, ramai dan semarak, karena dengan pengabenan itu keluarga dapat membebaskan arwah orang yg meninggal dari ikatan-ikatan duniawinya menuju sorga, atau menjelma kembali ke dunia melalui rienkarnasi. Karena upacara ini memerlukan tenaga, biaya dan waktu yg panjang dan besar, hal ini sering dilakukan begitu lama setelah kematian. Untuk menanggung beban biaya, tenaga dan lain-lainnya, kini masyarakat sering melakukan pengabenan secara massal / bersama. Jasad orang yg meninggal sering dikebumikan terlebih dahulu sebelum biaya mencukupi, namun bagi beberapa keluarga yg mampu upacara ngaben dapat dilakukan secepatnya dengan menyimpan jasad orang yg telah meninggal di rumah, sambil menunggu waktu yg baik. Selama masa penyimpanan di rumah itu, roh orang yg meninggal menjadi tidak tenang dan selalu ingin kebebasan. Hari baik biasanya diberikan oleh para pendeta setelah melalui konsultasi dan kalender yg ada. Persiapan biasanya diambil jauh-jauh sebelum hari baik ditetapkan. Pada saat inilah keluarga mempersiapkan "bade dan lembu" terbuat dari bambu, kayu, kertas yg beraneka warna-warni sesuai dengan golongan atau kedudukan sosial ekonomi keluarga bersangkutan.
Prosesi ngaben dilakukan dengan berbagai proses upacara dan sarana upacara berupa sajen dan kelengkapannya sebagai simbol-simbol seperti halnya ritual lain yg sering dilakukan umat Hindu Bali. Ngaben dilakukan untuk manusia yg meninggal dan masih ada jenazahnya, juga manusia meninggal yg tidak ada jenazahnya seperti orang tewas terseret arus laut dan jenazah tidak diketemukan, kecelakaan pesawat yg jenazahnya sudah hangus terbakar, atau seperti saat kasus bom Bali 1 dimana beberapa jenazah tidak bisa dikenali karena sudah terpotong-potong atau jadi abu akibat ledakan. Untuk prosesi ngaben yg jenazahnya tidak ada dilakukan dengan membuat simbol dan mengambil sekepal tanah dilokasi meninggalnya kemudian dibakar. Banyak tahap yg dilakukan dalam ngaben. Dimulai dari memandikan jenazah, ngajum, pembakaran dan nyekah. Setiap tahap ini memakai sarana banten (sesajen) yg berbeda-beda. Ketika ada yg meninggal, keluarganya akan menghadap ke pendeta utk menanyakan kapan ada hari baik utk melaksanakan ngaben. Biasanya akan diberikan waktu yg tidak lebih dari 7 hari sejak hari meninggalnya. Setelah didapat hari H (pembakaran jenazah), maka pihak keluarga akan menyiapkan ritual pertama yaitu nyiramin layon (memandikan jenazah). Jenazah akan dimandikan oleh kalangan brahmana sebagai kelompok yg karena status sosialnya mempunyai kewajiban untuk itu. Selesai memandikan, jenazah akan dikenakan pakaian adat Bali lengkap. Selanjutnya adalah prosesi ngajum, yaitu prosesi melepaskan roh dengan membuat simbol2 menggunakan kain bergambar unsur2 penyucian roh.
Pada hari H-nya, dilakukan prosesi ngaben di kuburan desa setempat. Jenazah akan dibawa menggunakan wadah, yaitu tempat jenazah yg akan diusung ke kuburan. Wadah biasanya berbentuk padma sabagai simbol rumah Tuhan. Sampai dikuburan, jenazah dipindahkan dari wadah tadi ke pemalungan, yaitu tempat membakar jenazah yg terbuat dari batang pohon pisang ditumpuk berbentuk lembu. Disini kembali dilakukan upacara penyucian roh berupa pralina oleh pendeta atau orang yg dianggap mampu untuk itu (biasanya dari clan brahmana). Pralina adalah pembakaran dengan api abstrak berupa mantra peleburan kekotoran atma yg melekat ditubuh. Kemudian baru dilakukan pembakaran dengan menggunakan api kongkrit. Jaman sekarang sudah tidak menggunakan kayu bakar lagi, tapi memakai api dari kompor minyak tanah yg menggunakan angin. Umumnya proses pembakaran dari jenazah yg utuh menjadi abu memerlukan waktu 1 jam. Abu ini kemudian dikumpulkan dalam buah kelapa gading untuk dirangkai menjadi sekah. Sekah ini yg dilarung ke laut, karena laut adalah simbol dari alam semesta dan sekaligus pintu menuju ke rumah Tuhan. Demikian secara singkat rangkaian prosesi ngaben di Bali. Ada catatan lain yaitu untuk bayi yg berumur dibawah 42 hari dan atau belum tanggal gigi, jenazahnya harus dikubur. Ngabennya dilakukan mengikuti ngaben yg akan ada jika ada keluarganya meninggal. Status kelahiran kembali roh orang yg meninggal dunia berhubungan erat dengan karma dan perbuatan serta tingkah laku selama hidup sebelumnya. Secara umum, orang Bali merasakan bahwa roh yang lahir kembali ke dunia hanya bisa di dalam lingkaran keluarga yg ada hubungan darah dengannya. Lingkaran hidup mati bagi orang Bali adalah karena hubungannya dengan leluhurnya. Setiap orang tahu bahwa di satu saat nanti dia akan menjadi leluhur juga, yg di dalam perjalannya di dunia lain harus dipercepat dan mendapatkan perhatian cukup bila sewaktu-waktu nanti kembali menjelma ke Pulau yg dicintainya, Pulau Bali.
Kesimpulan
Upacara ngaben ini merupakan salah satu kebudayaan yg masih banyak dilakukan oleh masyarakat yg berada di daerah Bali. Masyarakat Bali pada umumnya masih percaya dengan dilakukannya upacara ngaben ini maka orang-orang yg sudah meninggal arwahnya terbebas dari ikatan-ikatan di dunia ini menuju surga. Meskipun tradisi ini hanya dilakukan di daerah tertentu, tetapi upacara ngaben ini perlu dilestarikan guna menjadi salah satu tradisi yg tidak hilang di masa yg akan datang.